Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan akan bertanggung jawab penuh terkait polemik pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Beliau meminta PT KAI dan publik tidak perlu khawatir. Ia menyatakan, semua pihak tidak perlu khawatir karena pemerintah melayani rakyat. Teknologi dan sarana merupakan tanggung jawab bersama, dan pada akhirnya menjadi tanggung jawab Presiden Republik Indonesia.
Presiden mengaku sudah mempelajari masalah utang dan pembiayaan operasional Whoosh, dan menurut perhitungannya, Indonesia masih sanggup untuk membayar. Beliau menegaskan, tidak ada masalah, dan akan bertanggung jawab atas utang Whoosh tersebut, karena Indonesia bukan negara sembarangan.
Prabowo juga mengatakan pemerintah tidak boleh menghitung untung-rugi dalam menyediakan transportasi umum yang layak, karena transportasi umum merupakan layanan wajib atau Public Service Obligation (PSO). Beliau mencontohkan, pemerintah saat ini memberikan subsidi hingga 60 persen untuk layanan kereta api agar masyarakat dapat mengaksesnya secara terjangkau.
Presiden menegaskan, ini adalah kehadiran negara, dan uang tersebut berasal dari uang rakyat, pajak, serta kekayaan negara. Oleh karena itu, semua kebocoran harus dicegah. Ia menekankan pentingnya menghentikan penyelewengan dan korupsi, karena uang rakyat tidak boleh dicuri dan akan dikembalikan untuk pelayanan rakyat.
Proyek Whoosh dimulai pada 2016 dan diresmikan pada 2023, dengan utang proyek sebesar Rp118 triliun. Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, sebelumnya menyatakan Presiden memastikan negara akan hadir untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya dengan menggunakan APBN.
Zahra Rahmanda Oktafiani – Redaksi

