Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan internasional setelah diulas oleh surat kabar Jepang, Yomiuri Shimbun. Artikel yang terbit pada 17 November 2025 menyoroti tujuan utama MBG, yaitu meningkatkan gizi anak-anak, ibu hamil, dan balita, sekaligus menanggulangi masalah stunting yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Koran tersebut menekankan pentingnya distribusi makanan yang tepat sasaran, khususnya di daerah pedesaan, serta kebutuhan akan fasilitas dapur yang memadai untuk mendukung keberlangsungan program. MBG juga diakui mampu mendorong pemanfaatan pangan lokal dari petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil, sehingga berdampak positif bagi ekonomi daerah.
Artikel Yomiuri Shimbun membandingkan MBG dengan sistem makan siang sekolah di Jepang (kyushoku), yang dianggap berhasil dalam menjaga kesehatan, menanamkan kebiasaan makan yang baik, dan mendidik anak tentang gizi. Tulisan tersebut menyoroti harapan agar MBG dapat berkembang serupa dengan model Jepang yang telah teruji. Beberapa foto dalam artikel memperlihatkan murid sekolah dasar menikmati makan siang bersama, menunjukkan ekspresi senang terhadap makanan yang disajikan. Foto tambahan menampilkan dapur sekolah dan petugas yang menyiapkan makanan dalam jumlah besar setiap hari, menekankan skala operasional program.
Koran Jepang itu juga menyoroti tantangan implementasi MBG, termasuk memastikan makanan bergizi sampai ke sekolah yang fasilitasnya terbatas, serta menjaga kesinambungan pendanaan program. Upaya meningkatkan konsumsi sayur di kalangan anak-anak juga menjadi fokus, sebagai bagian dari strategi peningkatan gizi dan kesehatan. Artikel menekankan pentingnya pengawasan kualitas makanan agar tujuan pendidikan gizi dapat tercapai secara efektif. MBG dianggap sebagai langkah inovatif untuk mengatasi masalah nutrisi dan mendukung proses belajar siswa.
Dengan perhatian internasional seperti ini, program MBG tidak hanya mendapat pengakuan atas dampak sosialnya, tetapi juga dianggap sebagai model yang dapat dijadikan acuan oleh negara lain. Pemberdayaan pangan lokal dan fokus pada gizi anak-anak menunjukkan integrasi antara kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Pemerintah diharapkan terus memperkuat program agar manfaatnya lebih luas dan berkelanjutan. Artikel Yomiuri Shimbun menutup liputannya dengan harapan bahwa MBG akan mampu meniru keberhasilan sistem makan siang sekolah di Jepang, sekaligus menghadirkan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.
Alexander Jason – Redaksi

