Indonesia tengah memasuki fase penting dalam perjalanan demokrasi kontemporer. Berbagai studi menunjukkan bahwa kualitas demokrasi nasional menghadapi tantangan serius, dimana persoalan struktural seperti korupsi politik, dominasi oligarki, lemahnya representasi, dan krisis nalar publik menjadi persoalan yang perlu dibenahi.
Menjawab tantangan tersebut, Lembaga Literasi Politik Indonesia (LPI) resmi didirikian sebagai lembaga baru dengan mengusung tema “Membangun Nalar Politik Bangsa: Peran Strategis Generasi Muda dalam Penguatan Demokrasi Indonesia.”.
Direktur Eksekutif LPI, Ujang Komarudin, menjelaskan bahwa misi lembaga ini untuk menjaga demokrasi Indonesia agar tetap sehat, kuat, bermartabat dan berkeadilan. Menurutnya dalam acara Launching Lembaga Literasi Politik Indonesia (LPI) pada Kamis (20/11), demokrasi tidak dapat bertahan tanpa nalar publik yang kuat. Oleh karena itu, penguatan literasi politik merupakan langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang kritis, rasional, dan siap menjaga demokrasi Indonesia yang subtantif.
Lebih lanjut, Ujang Komarudin juga menegaskan launching ini sebagai penanda bahwa dirinya akan kembali menjalani peran sebagai akademisi dan pengamat politik dengan mengawal demokrasi Indonesia dari luar pemerintahan. Selain itu Ujang juga menjelaskan bahwa LPI ini dirancang sebagai platform strategis untuk memperkuat kapasitas politik generasi muda, yang menurutnya merupakan aktor kunci dalam mengarahkan perkembangan demokrasi Indonesia. Ia mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk bergotong-royong menjaga demokrasi yang berkualitas.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

