National

Tim Relawan dan SAR Kerja Keras Telusuri Korban, Tiga Jasad Anak Ditemukan

Upaya pencarian korban banjir bandang di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus digenjot oleh tim SAR gabungan. Dalam situasi medan berat dan material longsor yang menumpuk, para relawan, Basarnas, TNI, dan Polri bekerja tanpa henti menelusuri aliran sungai dan permukiman warga.

Salah satu keluarga yang menjadi fokus pencarian adalah keluarga Suherman (35), warga Kampung Pili, Nagari Salareh Aia. Pada Kamis (27/11) sekitar pukul 17.30 WIB, ketika ia bersama istri dan tiga anaknya baru selesai makan, banjir bandang tiba-tiba menerjang rumah mereka.

“Pada saat itu juga saya melompat dari tempat tidur. Saya berlari keluar untuk melihat kondisi di depan rumah,” kata Suherman, Rabu (3/12).

Dalam beberapa detik, air sungai disertai kayu dan batu besar menghantam rumah mereka. Suherman bersama tiga anaknya berupaya menyelamatkan diri lewat pintu dapur, namun arus deras galodo lebih cepat menyapu seluruh anggota keluarga. Suherman kehilangan jejak istri dan anak-anaknya. Ia hanya mengingat dirinya tersangkut di batang pohon dengan tubuh yang sudah terbenam lumpur hingga pinggang.

“Waktu saya hanyut, saya berjalan di atas lumpur sedalam satu pinggang. Berjalan dua langkah rasanya seperti berlari satu kilometer,” ujarnya.

Suherman baru bisa keluar dari terjangan banjir sekitar pukul 23.00 WIB. Keesokan harinya, Jumat (28/11) sekitar pukul 09.00 WIB, tim relawan bersama warga menemukan jasad anak pertamanya, Revan Ardiansyah (14), sekitar lima hingga enam meter dari lokasi ia terseret. Tak lama kemudian, jasad anak keduanya, Aisyah Aliani (9), juga ditemukan.

“Dalam satu hari itu, kedua anak saya ditemukan oleh warga dan tim relawan,” kata Suherman.

Pencarian tidak berhenti. Lima hari kemudian, Selasa (2/12), tim Basarnas kembali menemukan jasad anak ketiganya, Azzura (11 bulan), di lokasi yang cukup jauh dari titik awal peristiwa.

“Hanyut sampai di bawah sini. Berjarak sekitar 5 atau 6 kilometer dari tempat tinggal,” katanya.

Suherman menyampaikan rasa terima kasih kepada tim SAR, TNI, Polri, serta relawan yang terus melakukan pencarian di tengah kondisi medan yang sulit. Namun, satu harapan besarnya masih tersisa: keberadaan istrinya, Jurnayni (38), yang hingga Rabu (3/12) belum ditemukan.

“Harapan saya saat ini mudah-mudahan tim SAR dan relawan dapat menemukan istri saya,” ujarnya.

Hingga Selasa (2/12), tercatat 60 warga masih hilang akibat banjir bandang di Palembayan. Tim SAR gabungan masih menyisir tiga nagari—Salareh Aia, Salareh Aia Timur, dan Tigo Koto Silungkang—sebagai wilayah yang paling terdampak. Kecamatan Palembayan menjadi titik terparah bencana di Sumatera Barat, dengan total korban mencapai 111 orang hingga Senin (1/12) pukul 21.00 WIB.

Muhammad Nuzul Ramadhan – Redaksi

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...