Dialog Maritim Indonesia-Australia disepakati oleh Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Albanese pada Mei 2025 dan didasarkan pada Perjanjian Keamanan Bersama yang baru-baru ini diumumkan, dan disepakati oleh Perdana Menteri Australia dan Presiden Republik Indonesia pada bulan November di Sydney.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier mengatakan, sebagai tetangga dekat dan mitra maritim sejati, Indonesia dan Australia mengawasi wilayah maritim yang luas di sepanjang salah satu batas maritim terpanjang di dunia. Australia berkomitmen untuk memperdalam kerja sama dengan Indonesia guna menjaga lingkungan maritim yang damai, aman, dan stabil.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Arif Havas Oegroseno, dan dipimpin bersama oleh Acep Somantri, Penjabat Penasihat Senior Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk Urusan Politik, Keamanan, dan Hukum, serta Michelle Chan, Deputy Secretary Southeast and South Asia Group, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama secara erat guna meningkatkan kesadaran dan pertukaran informasi di bidang maritim, serta menjajaki pembentukan forum diskusi hukum bilateral dan latihan simulasi dalam rangka mendukung agenda pencegahan konflik bersama.
Selama dialog, kedua belah pihak mengapresiasi kemajuan kerja sama dalam perlindungan laut dan ekonomi biru; keamanan dan keselamatan maritim, serta sepakat untuk menjajaki bidang kerja sama baru dalam mengelola berbagai isu maritim bersama. Pertukaran pandangan juga dilakukan mengenai tantangan maritim regional dan pentingnya semua negara menyelesaikan sengketa secara damai serta mematuhi hukum internasional, khususnya UNCLOS.
Dialog Maritim Indonesia-Australia berikutnya akan diselenggarakan di Australia pada tahun 2026.
Fito Wahyu Mahendra – Redaksi

