National

Ahli Psikologi Forensik Mengatakan ada Perang Bintang Dalam Internal Polri

Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa menjadi tersangka dalam kasus Narkotika. Jaringan mantan Kapolda Sumatera Barat itu diduga menjual sabu 1,7 kilogram di Kampung Bahari, Jakarta Utara. Pada Jumat, 14 Oktober 2022, Divisi Profesi dan Pengamanan alias Propam Polri menangkap Kapolda Sumbar yang baru dimutasi sebagai Kapolda Jatim Irjen Teddy Minahasa. Penangkapan Jenderal bintang dua itu diduga karena terlibat dalam jaringan narkoba.

Perang jendral berbintang semacam ini sangat berbahaya, membuktikan adanya saling mangsa antar anggota kepolisian. Ujar Reza Indragiri Amriel Ahli Psikologi Forensik di Prime Time Besama Arlingga Panega edisi Senin (17/10).

“Di dalam organisasi kepolisian ada berbagai klik atau subgrup atau bahkan submabes. Kalau antar mereka saling berkompetisi secara konstruktif, silakan. Bagus. Masyarakat akan menerima faedahnya Tapi kalau antar mereka membangun rivalitas dengan cara destruktifr, ini berbahaya. Seolah yang mereka lakukan adalah kebaikan penegakan hukum. Namun yang terjadi sesungguhnya adalah praktik pemangsaan (predatory).” Ujar Reza

Adanya perang bintang, menurut Dosen dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), ini sungguh menggangu kinerja polisi satu dan yang lainnya. Temuan ini dapat membuat masyarakat terdampak keburukan dari polisi tersebut.

“Ini merusak kohesivitas organisasi. Kalau organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka puncaknya adalah masyarakat yang merasakan mudaratnya,” ujarnya.

Reza menduga motif Teddy Minahasa dalam menjual barang bukti narkoba ini adalah untuk memperkaya diri sendiri. Hal itu menurutnya merupakan tindakan korupsi yang sudah mendarah daging dalam tubuh Polri .
Reza juga mejelaskan harus ada 3 unit kerja yang di keedapan kan yang bukan unit primadona di dalam institut polri Divisi SDM, Divisi Lemdiklat,dan Divisi Humas.

(GTW)

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...