Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Dewata pada Senin (17/10) menyebabkan enam orang meninggal dunia.
Jembatan penghubung yang putus, di antaranya yang menghubungkan Kelurahan Tegal Cangkring-Desa Penyaringan di Kabupaten Jembrana.
Akibat meluapnya air Sungai Bilukpoh, Kabupaten Jembrana juga terjadi penumpukan batang kayu, sehingga terjadi kemacetan total jalur Gilimanuk-Denpasar. Ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin Di Prime Time Bersama Arlingga Panega pada hari (19/10).
”Jembatan tersebut sempat tidak bisa dilewati, sehingga mengganggu arus transportasi. Namun pada hari ini, Selasa (18/10), jembatan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat terbatas dengan sistem buka tutup,” Ujar I Made Rentin.
Rentin mejelaskan sudah ke 3 kalinya jembatan ini putus yang di sebebkan banjir bandang yang terjadi.
“jembatan itu jembatannya ya ini rupanya sudah story dan kejadian yang ketiga kali 4 tahun lalu di 2018 hal yang sama juga terjadi sama seperti di tahun ini paling besar di karenakan banjir bandang”.Ujar Rentin
Rentin menjelaskan ada warning juga dari BMKG hingga tanggal 21 Oktober nanti saat ini memang sudah dilakukan berbagai upaya untuk berbagai upaya mitigasi Dan kalau menyangkut KTT G 20 BPBD juga tergabung dalam satgas evakuasi potensi yang akan di hadapi berbagai bencana meteorologi kering atau maupun basah yang terjadi di bali saat ini.
Sedangkan KTT tersebut dijadwalkan akan berlangsung di Bali, Indonesia, pada tahun 2022. Presidensi Indonesia akan mulai berlangsung dari 1 Desember 2021, Diperkirakan akan ada 20.988 delegasi yang hadir