FIFA telah resmi mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu (29/3). Pengamat sepakbola Hardimen Koto mengungkapkan kekhawatiran dan kekecewaannya terkait batalnya ajang ini.
“Tiga tahun setengah juga kita nyiapin segala persiapan, semua stadion itu di make up dan itu menghabiskan dana ratusan milyar,” ujar Hardimen ketika dihubungi oleh Most 1058 di Prime Time, Kamis (30/3/2023).
Ia mengatakan dana yang dikeluarkan negara untuk mempersiapkan Timnas Piala Dunia U-20 ini pun telah mencapai milyaran.
“Tim kita juga disiapkan tiga tahun setengah, dibawa ke mana mana berlatih. Berapa duit yang habis? Duit itu duit negara loh dan terkonfirmasi lebih kurang 150 milyar hanya untuk berlatih ke Banjarnegara,” kata Hardimen.
Hardimen mengungkapkan bahwa setelah status tuan rumah ini dicabut akan sulit bagi Indonesia untuk kembali mengikuti ajang Piala Dunia.
“Dua tahun lagi, empat tahun lagi, enam tahun lagi susah untuk lolos. Orang di Asia aja kita di fase grup tersingkir. (Kesempatan) ini bukan sekedar emas, tapi lebih dari sekadar emas,” ucapnya.
Menurutnya, batalnya Piala Dunia U-20 ini juga dapat mengancam masa depan sepakbola Indonesia lantaran FIFA akan memberikan sanksi untuk PSSI.
“Kalo kemudian diberikan sanksi itu kita dibekukan persis kayak 2015, maka sepak bola Indonesia akan kelam,” ujar Hardimen.
“Kita tidak bisa lagi menggulirkan kompetisi yang resmi. Tidak ada lagi Liga 1, Liga 2, Liga 3, tidak ada lagi timnas sepak bola kita, kita tidak bisa ikut dalam pentas piala asia yang digelar di Doha, Qatar pada Januari 2024,” tambahnya.
[VMA]