National

Seorang Suami di Cakung Tega Bakar Hidup-Hidup Istri dan Kedua Anaknya

Kasus tragis yang melibatkan orang tua dan anak lagi-lagi kembali terjadi. Setelah sebelumnya kasus mengenai penemuan kerangka manusia yang ternyata korban pembunuhan oleh ayahnya. Kini muncul kasus seorang ayah yang tega membakar hidup-hidup istri dan anaknya.

Kasus pembakaran yang dilakukan oleh seorang suami berinisial US (48) tega membunuh istrinya yang berinisial W (39) dan dua anaknya yang masih berusia 15 dan 13 tahun. Peristiwa pembakaran ini terjadi pada Rabu (28/6) malam di kawasan Cakung, Jakarta Timur. 

Motif pembakaran yang dilakukan oleh US adalah US curiga bahwa istrinya berselingkuh dengan pria lain. Tante W, Siti, menjelaskan kronologi dari peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut bermula ketika korban tengah membeli makan. Namun, dikarenakan korban tidak lekas kembali dari membeli makan, pelaku pun menaruh curiga kepada korban. 

“Kira-kira keluar dari jam setengah sembilanan lah. Sebentar sebenarnya, cuma ini si lelaki udah di pikiran enggak tau deh enggak ngerti pikirannya ke mana atau gimana-gimana,” ujar Siti saat dihubungi, Sabtu (1/7).

Selain itu, pelaku ternyata sempat menyuruh anaknya untuk mencari W. Namun, pencarian yang dilakukan oleh anaknya tidak membuahkan hasil.

Mengetahui akan hal tersebut, pelaku pun makin marah, sehingga menampar anaknya yang baru saja selesai mencari W.

Sesaat berselang, W pun datang dan sang anak pun melaporkan tindakan pelaku yang menampar dirinya. Mengetahui hal tersebut, W dan US pun terlibat cekcok yang berlanjut ke penyiraman bensin kepada korban W dan juga kedua anaknya. 

“Ibunya datang, pulang. Si ibu datang, udah berkumpul tuh tiga-tiganya, tiba-tiba dia udah langsung siram bensin, jesss, kejadiannya udah gak ada hitungan detik,” ungkap Siti.

Beruntung api tidak menyebar ke rumah warga. Namun, sejumlah dokumen berharga milik korban ludes terbakar. 

Siti, selaku tante dari W menjelaskan, pembakaran ini dilakukan pelaku untuk memutar balikan fakta. Menurutnya, justru pelaku lah yang berselingkuh, namun pelaku membakar korban agar dapat membuat narasi seolah-olah W lah yang berselingkuh.

“Itu sebenarnya kronologinya kayak dibalikin gitu, jadi yang selingkuh mah dia, tapi biar seolah-olah ibunya yang salah. Jadi untuk alur ceritanya itu pinter, saya bunuh semuanya nanti saya buat cerita istri saya selingkuh,” jelasnya.

Lebih lanjut, Siti pun menjelaskan perilaku pelaku yang nyatanya sudah seringkali melakukan KDRT terhadap istrinya baik dalam bentuk fisik maupun verbal. 

“Udah sering tindakannya udah bukan kekerasan lagi, verbal segala macem lah istilah kata, makanya saya juga pengin istrinya biar didampingi sama psikiater lah biar ngilangin trauma, terutama anaknya yang perempuan,” ungkapnya.

Selain berupaya untuk membunuh istri dan dua anaknya, pelaku pun melakukan upaya bunuh diri setelah membakar istri dan kedua anaknya. 

“Setelah berhasil menyiram bensin ke para korban membakar para korban dan tersangka juga menyiram dirinya dengan bensin di bagian perut, tangan dan selangkangan,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dhimas Prasetyo, kepada wartawan Minggu (2/7).

Adapun kondisi W dan kedua anaknya kini mengalami luka bakar sebesar 50% dan sedang mendapatkan perawatan intensif dari RS tarakan.

Dengan adanya kasus ini, kasus mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan bahkan pembunuhan terhadap anak semakin bertambah. Makin banyaknya kasus seperti ini makin membuktikan adanya permasalahan dalam pengendalian emosi masyarakat Indonesia. 

Permasalah yang berawal dari salah paham, emosi yang tidak stabil, dan lain sebagainya nyatanya seringkali menjadi motif seseorang untuk melakukan tindak pidana seperti upaya pembunuhan. Sehingga, permasalahan seperti ini sudah selayaknya mendapatkan atensi dari pemerintah terkait.

Pemerintah dapat melakukan penyuluhan maupun konseling gratis kepada masyarakat yang merasa dirinya memiliki gangguan kesehatan mental. Karena nyatanya, tekanan mental dalam rumah tangga nyatanya memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas emosi seseorang. Sehingga, penting rasanya untuk memberikan penyuluhan dan juga konseling gratis terhadap masyarakat Indonesia agar memiliki emosi yang relatif stabil. Sehingga, nantinya kasus-kasus seperti yang terjadi di Cakung, Jakarta Timur tidak terjadi lagi.

 

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× hey MOST...