Jakarta, 19 Oktober 2023* – Acara Forum Senior Editor yang berlangsung selama dua hari di Jakarta telah menjadi wadah penting bagi lebih dari 60 redaktur senior dari seluruh Indonesia dan sejumlah rekan internasional untuk membahas tantangan peliputan pemilu yang profesional dan peran kebebasan media dalam demokrasi. Forum ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi solusi nyata yang dapat diterapkan di tingkat redaksi.
Acara yang diadakan di The Grove Suites Hotel Kuningan, menggabungkan redaktur senior dari berbagai media di Indonesia bersama dengan perwakilan dari Agence France Presse (Prancis), Malaysia Kini (Malaysia), Rappler (Filipina), Voice TV (Thailand), META Indonesia, serta anggota Dewan Pers Indonesia, Committee to Protect Journalists (CPJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
BACA JUGA: Jelang Pendaftaran Pilpres 2024, Erick Thohir Urus SKCK di Baintelkam Polri
Valerie Julliand
Valerie Julliand, Resident Coordinator PBB di Indonesia, dalam pembukaan forum ini menekankan peran penting media dalam pemilu. Beliau menyatakan, “Melindungi kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi adalah kunci dalam pemilu apa pun: ketika informasi tersedia secara akurat dan luas, maka pemilu dapat terjaga terus terbuka, adil, dan demokrasi pun tumbuh subur.”
Forum ini dimulai dengan diskusi yang melibatkan para analis politik, akademisi, organisasi masyarakat sipil, platform media sosial, dan perwakilan media. Mereka membahas tren terkait pemanfaatan teknologi dan penyusunan narasi yang digunakan untuk menciptakan disinformasi. Diskusi juga mencakup berbagai tantangan hukum yang dihadapi dalam lingkup media. Pentingnya literasi digital dan upaya edukasi bagi para pemilih juga menjadi sorotan dalam diskusi tersebut.
Dalam konteks ini, META Indonesia menekankan peran Koalisi Damai yang terdiri dari 12 organisasi masyarakat sipil independen, yang bertujuan melawan disinformasi sebagai bagian dari program Social Media 4 Peace yang didanai oleh Uni Eropa. Para pembicara juga mengingatkan peserta akan meningkatnya tantangan dalam menyiasati disinformasi di tingkat lokal, terutama dalam konteks pemilihan pemimpin daerah pada November 2024 mendatang.
Hari kedua forum ini dirancang untuk para redaktur senior dengan mengombinasikan diskusi substansial dan lokakarya praktis. Mereka berusaha mengidentifikasi alat-alat kerja konkret dan pendekatan untuk menjaga independensi editorial, menangkal disinformasi, dan meningkatkan keamanan pekerja media. Sesi-sesi di hari kedua melibatkan Internews, BBC Media Action, dan Narasi TV, serta mencakup redaktur senior dan para manajer media dari berbagai wilayah di Indonesia.
BACA JUGA: Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Mahfud MD Punya Harta Rp 29,5 Miliar
Forum Senior Editor ini menegaskan pentingnya kolaborasi nasional dan lintas negara di antara media dan masyarakat sipil. Tujuannya adalah mendorong inovasi, memperkuat keberlangsungan ekonomi, dan meningkatkan jangkauan kepada publik.
Maki Katsuno-Hayashikawa
Dalam penutupannya, Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur UNESCO Jakarta, menyatakan bahwa inisiatif ini sangat sesuai dengan visi UNESCO, yaitu melindungi kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi. Dukungan, pendekatan, dan sinergi dengan berbagai aktor terkait akan terus mempromosikan lingkungan yang kondusif bagi kerja media yang bebas, profesional, dan pluralistik. Forum Senior Editor ini diselenggarakan bersama oleh Kantor Multisektoral Regional UNESCO di Jakarta dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, serta bekerjasama dengan Dewan Pers Indonesia sebagai bagian dari dukungan berkelanjutan terhadap masyarakat sipil dan sektor media di Indonesia.(*/)
(RRY)