Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi bahwa kasus cacar monyet, atau monkeypox, yang baru-baru ini ditemukan di DKI Jakarta merupakan kasus transmisi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Kasus tersebut pertama kali diumumkan pada tanggal 14 Oktober 2023.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, “Betul ada satu kasus di Jakarta. Iya lokal. Masih dicek apakah ada dari kontak erat riwayat PPLN Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).” Hal ini menunjukkan bahwa kasus tersebut mungkin terkait dengan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi di dalam negeri.
Saat ini, pemerintah melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta sedang aktif melakukan penelusuran terhadap sekitar tujuh orang yang melakukan kontak erat dengan individu yang terinfeksi. “Kontak erat masih dilakukan tracing oleh Dinkes DKI, saat ini sudah ada enam sampai tujuh orang kontak erat yang di-tracing,” ungkap Nadia.
BACA JUGA: Mengapa Vaksin Itu Penting? – MOST 1058 (most1058fm.com)
Penderita yang terinfeksi cacar monyet saat ini sedang dirawat di rumah sakit karena mengalami demam dan lesi di kulit. “Pasien dirawat kondisi baik tetapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi seperti cacar yang cukup banyak,” tambahnya.
Meskipun kasus ini menjadi perhatian, Kemenkes mengingatkan bahwa cacar monyet sekarang dianggap sebagai penyakit yang dapat ditangani secara rutin, bukan lagi sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) menurut WHO. Ini berarti penyakit ini tidak lagi dianggap sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional.
Kasus cacar monyet sebelumnya juga telah terkonfirmasi di DKI Jakarta. Dengan temuan ini, saat ini terdapat dua kasus cacar monyet di Indonesia. Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes, Chita Septiawati, menjelaskan bahwa temuan terbaru kasus ini dilaporkan pada 14 Oktober 2023, dan keduanya terjadi di Jakarta.
Kasus cacar monyet menjadi perhatian kesehatan masyarakat, dan pemerintah dan otoritas kesehatan setempat terus melakukan penelusuran dan tindakan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.(*/)
(RRY)
