Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Indonesia dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memastikan pemerataan hasil pembangunan di seluruh pelosok negeri. Salah satu proyek megah yang sedang dikerjakan adalah Pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Proyek ini merupakan bagian dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan air di Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menekankan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan hasil pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembangunan Bendungan Budong-Budong, yang dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, merupakan langkah konkret dalam mendukung hal tersebut.
Kepala BWS Sulawesi III, Dedi Yudha Lesmana, menyatakan bahwa pembangunan bendungan ini dimulai pada Desember 2020, dan saat ini masih berada dalam tahap konstruksi dengan progres fisik mencapai 27%. Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor PT. Abipraya-Bumi Karsa, KSO dengan biaya sekitar Rp 1,02 triliun. Dengan kapasitas tampungan mencapai 65,18 juta m3, bendungan ini akan mendukung pengembangan daerah irigasi seluas 3.577 hektare.
BACA JUGA: Perkuat Lumbung Pangan, Menteri Basuki Dampingi Presiden Resmikan Bendungan Lolak – Sulawesi Utara
Bendungan Budong-Budong memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik, yang akan menjadi aset berharga bagi Kabupaten Mamuju Tengah yang sedang berkembang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 306.527 km2 dengan sebagian besar lahan kering dan lahan kering sekunder. Komoditas unggulan seperti padi, palawija, dan perkebunan sawit, kakao, serta tanaman obat, menjadi andalan dalam pertanian daerah ini.
Selain sebagai penyedia air baku dan irigasi, bendungan ini juga diharapkan dapat mengendalikan banjir untuk daerah rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa. Dengan mereduksi aliran sungai menjadi 106,76 m3/detik dari sebelumnya 341,59 m3/detik, Bendungan Budong-Budong akan memberikan perlindungan lebih baik bagi masyarakat setempat.
Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah dilalui oleh tujuh sungai utama yang mengalir dari perbukitan di bagian timur ke arah pesisir barat. Bendungan ini akan memanfaatkan aliran Sungai Salulebbo sebagai sumber utama tampungan air. Administratif, bendungan ini berada di Desa Salulebo, Kecamatan Topoyo, dengan layanan mencakup beberapa daerah irigasi di sekitarnya.
Pembangunan Bendungan Budong-Budong tidak hanya menjadi simbol pembangunan infrastruktur di Sulawesi Barat, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan air dan ketahanan pangan di daerah yang membutuhkan. Dengan proyek ini, diharapkan pembangunan di Sulawesi Barat akan semakin berkembang dan memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.