Baru-baru ini sempat ramai dibahas mengenai penggelembungan suara yang terjadi di sirekap. Penggelembungan suara diduga dilakukan untuk menaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Akan tetapi menurut Grace Natalie selaku Ketua Dewan Pembina PSI, kenaikan suara itu bukan cuma dialami sama PSI, melainkan dialami juga oleh sejumlah partai seperti GELORA dan PBB yang bahkan nilainya lebih tinggi dibanding PSI.
Ketua Majelis Pertimbangan P3 Romahurmuzi juga sempat menyinggung soal penggelembungan suara yang di alami PSI yang menurutnya dalam tanda kutip merupakan ‘operasi sayang anak’.
Untuk membahas hal tersebut, Kahfi Adlan Hafiz selaku peneliti dari Perludem pun memberikan komentarnya. Menurutnya, untuk sekarang masyarakat harus fokus terhadap suara di real count bukan quick count.
BACA JUGA: Peneliti Perludem, Fadli Ramadhanil, Soroti Lonjakan Suara PSI di Sirekap KPU yang Dinilai Aneh
“Penggelembungan suara atau dugaan penggelembungan suara Itu kan ada di sirekap atau sistem informasi rekapitulasi hasil suara. Jadi hari ini kita lihat itu ada dua jalur ya penghitungan suara Ada jalur official real count Ada jalur real count gitu Nah, untuk si rekap itu jalur real count Jadi memang dia penghitungan yang real Bukan quick count Bukan quick count.” jelas Kahfi
Menurutnya perhitungan sirekap bukanlah yang dijadikan hasil. Sehingga, menurutnya, yang dapat dijadikan acuan perolehan suara adalah official real count dari KPU, bukan real count versi sirekap.
“Peraturan KPU Itu ada official real count Nah, official real count ini adalah hasil penghitungan suara resmi Jadi yang nanti akan dipakai Untuk menetapkan siapa yang menang Siapa yang kalah, siapa yang dapat kursi dan lain sebagainya Itu bukan real countnya di sirekap Tetapi official real count Yang dilakukan oleh KPU secara berjenjang.” ungkap Kahfi
Menurut Kahfi sirekap merupakan alat bantu publik untuk melihat hasil hitungan sementara. Hadirnya sirekap pada dasarnya merupakan alat bantu untuk publik untuk bisa mengawasi bagaimana penghitungan suara dilakukan.
“Memang sirekap itu Dikatakan sebagai alat bantu dan sirekap itu sebetulnya alat bantu untuk publik Untuk kemudian melihat Melihat kesesuaian apakah si rekap ini Sudah betul dengan atau sudah sama Misalnya dengan penghitungan manual berjenjang.” ujar Kahfi
Kahfi juga menyampaikan kalau sirekap ini memang masih bermasalah. Dirinya mengakui bahwa sirekap ini memiliki permasalahan, seperti salah input dan lain sebagainya yang berakibat ke ‘penggelembungan’ suara PSI.
BACA JUGA: Perludem Klarifikasi: Mahkamah Konstitusi Tidak Menghapus Ambang Batas Parlemen
“Memang si rekap kita itu bermasalah betul Kita misalnya input nih ya Kan masing-masing KPPS Masing-masing TPS ya Masing-masing TPS dari lapan ratusan ribu TPS di Indonesia itu Itu kan mereka punya akun Untuk akses si rekap gitu ya Sehingga mereka bisa input Hasil formuler C1 Yang kemudian bisa di input ke si rekap itu kan gitu Nah, memang ketika dilakukan pembacaan Itu anggota KPPS pun merasa bahwa memang ini salah pembacaannya,” ujar Kahfi
Kahfi juga menyampaikan kalau dia tidak mau buru buru untuk menyimpulkan kalau ini penggelembungan suara, “Kalau misalnya beda kenapa bisa beda Yang mana yang kemudian salah Apakah yang berjenjang atau yang si rekap gitu ya Nah, hari ini kan kita baru ketemu Kesalahan- kesalahan hitung di si rekap Jadi saya sebetulnya gak mau buru-buru Bilang bahwa ini penggelembungan suara”. (*/)
(ARK/RRY)