Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2022 kembali turun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2022 tercatat sebanyak US$ 397,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebanyak US$ 400,2 miliar.
Perkembangan tersebut dikarenakan penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta.
Secara tahunan, posisi ULN Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1% (yoy).
“Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat adanya penurunan pinjaman seiring dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto, dilansir dari detik.com.
Menurut BI, pemerintah memastikan menjaga kredibilitas dengan melaksanakan kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi pengelolaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,6%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,7%).
Di sisi lain, ULN swasta juga menunjukan tren penurunan.
Posisi ULN swasta pada Agustus 2022 diketahui sebanyak US$ 204,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebanyak US$ 206,1 miliar.
Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,0% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2% (yoy).
Junanto memaparkan perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan non lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing sebesar 3,6% (yoy) dan 1,6% (yoy) antara lain karena pembayaran neto utang dagang dan keharusan lainnya.
(EMR)