Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan tiga poin penting dalam dialog interaktif “Water Action Decade” melalui Konferensi Air 2023 PBB yang diadakan di New York, Jumat (24/3/2023).
Pertama, ia mengungkapkan bahwa pengelolaan air dan sanitasi memiliki keterkaitan yang erat dengan kondisi politik di suatu negara.
Selain itu, komitmen dari pemerintah menjadi poin kedua yang disinggung oleh Basuki. Menurutnya, komitmen yang kuat dari pemerintah di tingkat global hingga nasional sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan air.
Ia pun menegaskan komitmen tersebut harus segera diubah menjadi tindakan nyata dan diskusi terkait pengelolaan air harus terus dilakukan.
“Kedua, bagaimana mengubah komitmen tersebut menjadi tindakan nyata merupakan suatu keharusan. Ketiga, diskusi tentang pengelolaan air tidak boleh berhenti sampai di sini dan kita perlu terus menjaga momentum positif ini,” ujar Basuki.
Sebagai tindak lanjut dari konferensi ini, perlu dilakukan mekanisme dan agenda rencana aksi pada sektor air. Basuki menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia siap menjadi platform untuk mengevaluasi dan melanjutkan upaya pencapaian target serta tujuan dari Konferensi Air PBB 2023.
“Pemerintah Indonesia mengharapkan partisipasi aktif dan kontribusi Anda dalam pelaksanaan World Water Forum 2024 di Bali,” ucapnya.
Ia pun menegaskan kembali melalui konferensi ini bahwa merevitalisasi danau dan merestorasi ekosistem gambut penting untuk dilakukan sebagai upaya dalam memajukan air konservasi serta mempertahankan akses berkelanjutan terhadap air bersih.
“Saya juga ingin menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat, mengintegrasikan infrastruktur air dan sanitasi dalam perencanaan nasional, mendorong pembiayaan yang inovatif dan kreatif, serta menyediakan teknologi tepat guna dan peningkatan kapasitas, dalam upaya memajukan rencana aksi terkait air dalam satu dekade,” kata Basuki.
[VMA]