Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka peluang kerja sama dengan anggota ekonomi APEC untuk memperkuat riset di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk kesehatan.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengungkapkan bahwa pihaknya membuka peluang kerja sama melalui penggunaan fasilitas riset bersama dan skema mobilitas periset.
“Kami membuka peluang kerja sama dengan negara-negara ekonomi APEC, melalui penggunaan fasilitas riset bersama dan juga skema mobilitas periset. Kami memiliki beberapa skema yang terbuka untuk siapa saja, misalnya skema visiting researcher dan post-doctoral,” kata Handoko dalam sambutannya pada APEC Workshop ‘Application of Artificial Intelligence to Accelerate the Mitigation of Covid-19 Pandemic’, secara daring, Selasa (9/5) lalu.
Handoko mengungkapkan bahwa saat ini masih banyak tantangan dalam pengembangan dan adopsi AI di bidang kesehatan. Ia menegaskan bahwa riset terkait AI harus dilakukan dengan hati-hati.
“Kita harus melaksanakan riset terkait AI dengan hati-hati. Karena ini berkaitan dengan kehidupan manusia, keselamatan, dan kode etik ketika kita akan mengadopsi AI di bidang kesehatan,” tegasnya.
Handoko juga mengatakan pihaknya bersama APEC mendiskusikan, mengevaluasi, dan mengeksplor pengembangan serta adopsi potensial dari AI dalam mitigasi.
Selain itu, hal ini dilakukan agar mampu mengatasi pandemi serupa di masa mendatang dengan menghasilkan panduan kebijakan untuk referensi bagi anggota ekonomi APEC.
[VMA]