Rabu nanti, seluruh umat muslim di dunia akan merayakan tahun baru hijriah atau tahun baru islam. Berdasarkan keputusan SKB 3 Menteri, tahun baru hijriah atau tahun baru islam akan jatuh pada tanggal 19 Juli 2023 besok nanti.
Tahun baru hijriah atau tahun baru islam sendiri merupakan perayaan tahun baru umat muslim yang menggunakan kalender hijriah. Dimana kalender hijriah sendiri memiliki sistem penanggalan yang berbeda dengan penanggalan kalender masehi. Dimana sistem kalender hijriah menggunakan sistem siklus bulan.
Penetapan kalender hijriah sebagai kalender bagi umat muslim sendiri didasarkan oleh perjalanan (Hijrah) Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah. Yang mana proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW dilangsungkan pada 622 Masehi yang menjadi momen bersejarah umat Muslim yang kemudian dilanjutkan sebagai hari pertama dalam penanggalan kalender hijriah yaitu 1 Muharram Hijriah.
Dasar pengambilan keputusan ini ada pada di era Kekhalifahan Umar bin Khattab. Dengan persetujuan dari Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, tahun 622 Masehi yang merupakan tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW, menjadi tahun pertama dalam kalender hijriah.
Indonesia yang merupakan mayoritas penduduknya beragama Islam, tentunya ikut serta merayakan tahun baru islam atau tahun baru hijriah. Ragam tradisi dari yang umum seperti pawai, sampai tradisi khas tiap daerah dalam merayakan tahun baru islam.
Berikut ini 5 tradisi unik masyarakat Indonesia dalam merayakan tahun baru islam:
1. Mubeng Beteng
Salah satu perayaan tahun baru Islam di Yogyakarta adalah dengan melaksanakan tradisi Mubeng Beteng. Mubeng Beteng sendiri merupakan tradisi dimana para peserta akan mengelilingi kompleks keraton Yogyakarta tanpa berbicara atau bersuara, dan bahkan tidak makan, dan minum. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol evaluasi diri atas perbuatan di tahun sebelumnya.
2. Barikan
Kemudian berpindah ke Pati, Jawa Tengah. Terdapat tradisi Barikan yang merupakan acara yang dilakukan warga setempat dengan membawa nasi beserta lauk dari rumah untuk didoakan sebagai bentuk dari rasa syukur atas berkah yang diberikan Allah SWT. Setelah memanjatkan doa, para masyarakat setempat pun akan langsung menyantap makanan yang mereka bawa sambil saling bertukar lauk satu sama lain.
3. Kerbau Bule
Di Keraton Surakarta, sebagai bentuk menyambut tahun baru islam, akan digelar kirab Kebo bule yang merupakan hewan kesayangan susuhunan atau sunan yang merupakan simbol dari rakyat kecil, khususnya petani. Kerbau ini nantinya akan diarak keliling kota oleh para keluarga keraton.
4. Satu Suro
Tanggal 1 Muharram ternyata bersamaan dengan 1 Suro dalam kalender Jawa. Sehingga, umat Islam di Jawa akan merayakan dua tahun baru tersebut secara sekaligus. Bentuk perayaannya dilakukan dengan sangat meriah, seperti dengan menyalakan kembang api dan juga meniup terompet sebagai bentuk dari kegembiraan masyarakat Jawa dalam menyambut tahun baru Islam dan juga tahun baru Jawa.
5. Tabot
Berpindah ke Sumatera. Terdapat tradisi asal Bengkulu yang sudah dilaksanakan sejak era Syekh Burhanuddin. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk perayaan untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib.
5 tradisi tersebut adalah contoh dari tradisi unik masyarakat Indonesia dalam menyambut tahun baru Islam. Apa tradisi unik menyambut tahun baru Islam di kota kalian?