Masih lekat di ingatan masyarakat Indonesia ketika 30 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) diusir oleh warga di Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat akibat konten nyeleneh yang mereka buat.
Akibat dari konten ‘mana maen’ 30 mahasiswa KKN diberikan sanksi oleh pihak kampus lantaran membuat masyarakat setempat tersinggung dengan konten yang mereka buat.
Kini, dengan jenis kasus yang sama. Salah satu mahasiswa peserta KKN asal Universitas Mataram (Unram) berinisial NWAP diusir oleh masyarakat Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (23/7/2023).
Pengusiran terhadap NWAP bukan tanpa sebab, NWAP diduga membuat konten berupa video yang menyebutkan warga Desa Kayangan tidak ada yang cantik. Kasat Reskrim Lombok Utara AKP I Made Sukadana pun membenarkan adanya peristiwa pengusiran tersebut.
“Iya benar (pengusiran), masyarakat setempat tersinggung karena konten yang dibuat yang bersangkutan NWAP,” kata Sukadana melalui sambungan telepon, Senin (24/7/2023).
Melihat maraknya kejadian pengusiran oleh warga terhadap para mahasiswa KKN membuat masyarakat Indonesia bertanya-tanya terkait esensi dari KKN itu sendiri. Benarkah KKN hadir sebagai bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat, atau KKN hadir hanya untuk menjadi ajang para mahasiswa mendapatkan nilai semata?
Apa Itu KKN?
KKN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah bentuk pengabdian seorang mahasiswa terhadap masyarakat dengan memanfaatkan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu.
Sederhananya, mahasiswa yang dinilai sebagai sosok yang memiliki ilmu akan melakukan pengabdian di daerah dan waktu tertentu dengan mencoba mengatasi salah satu persoalan di daerah tersebut.
KKN diselenggarakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat belajar, berbaur dengan masyarakat, mengajar, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ini berarti KKN tidak sekadar menjadi aktivitas kerja untuk masyarakat, tetapi juga menjadi sebuah program yang menyatukan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Sehingga, ketika seorang mahasiswa melaksanakan KKN, kewajiban mahasiswa tersebut adalah membantu masyarakat daerah tersebut untuk menyelesaikan masalah tertentu, bukan justru menjadi masalah baru untuk masyarakat daerah tersebut.
Tujuan dari KKN
Tujuan utama dari KKN adalah membantu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesejahteraan desa melalui pemanfaatan optimal dan kreatif dari potensi lokal. Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain dari KKN, di antaranya:
- Mendukung berbagai proses pembangunan yang berlangsung di masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
- Membentuk sarjana yang memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, baik dalam pembangunan secara umum maupun khususnya di desa.
- Menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan pada mahasiswa agar peduli terhadap masyarakat.
- Memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
- Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
KKN bukan Hanya untuk Memenuhi Nilai Semata
Salah satu yang akhirnya menjadi persoalan terkait penyelenggaraan KKN adalah keefektifannya. Banyak mahasiswa yang akhirnya melihat KKN sebagai sebuah kegiatan yang hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nilai mereka. Sehingga dalam pelaksanaannya, banyak mahasiswa yang setengah hati dalam menjalankannya.
Padahal, beberapa masyarakat nyatanya seringkali benar-benar membutuhkan kehadiran mahasiswa untuk mengatasi persoalan di daerah mereka. Banyak masyarakat suatu daerah yang memandang seorang mahasiswa sebagai sosok yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Pun meskipun dalam realisasinya mahasiswa yang melaksanakan KKN tidak benar-benar mengatasi persoalan di daerah tersebut. Namun, dengan hadirnya mahasiswa di daerah mereka, diharapkan pendekatan keilmuan yang dimiliki seorang mahasiswa dapat dibagikan ke masyarakat daerah tersebut.
Bagi masyarakat nyatanya kehadiran mahasiswa untuk melaksanakan KKN adalah momentum berharga untuk mereka melakukan perubahan di daerahnya. Sehingga, rasanya mahasiswa sudah seharusnya dapat menjawab harapan tersebut.
(RRY)