Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah memulai pembangunan kompleks rumah susun (Rusun) untuk Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Proses dimulainya pembangunan ini ditandai oleh upacara peletakan batu pertama pada tanggal Minggu (30/7/2023). Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, serta Anggota DPR RI, Wilem Wendik.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, menjelaskan bahwa pembangunan Rusun ini adalah bentuk dukungan dari Kementerian PUPR dalam mendukung pendidikan berkarakter. Harapannya adalah agar Rusun ini dapat memfasilitasi kelancaran proses belajar mengajar, memotivasi semangat belajar dan kerja, serta membentuk mentalitas hidup bersama. Iwan menambahkan bahwa sejak tahun 2015 hingga 2022, Kementerian PUPR telah membangun delapan gedung Rusun di Kota Ambon untuk berbagai kelompok seperti masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja, anggota kepolisian, mahasiswa perguruan tinggi, dan santri pondok pesantren. Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang budaya, etika, dan moralnya tinggi, sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo dalam memajukan sumber daya manusia menuju Indonesia yang lebih maju.
BACA JUGA: Kementerian PUPR Tingkatkan Kualitas 6.872 Hektar Permukiman Kumuh di Indonesia
Pither Pakabu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Maluku, menjelaskan bahwa Rusun ini akan dibangun secara bertahap mulai tahun 2023 hingga 2024 dengan model kontrak multi tahun. Bangunan vertikal ini akan memiliki tiga lantai dengan tipologi Barak Rembunai, yang terdiri dari enam blok atau 32 unit kamar dengan kapasitas total 128 orang. Fasilitas Rusun akan dilengkapi dengan meubelair serta Prasarana, Sarana dan Utilitasnya (PSU) yang akan bermanfaat bagi para penghuninya.
BACA JUGA: Menteri Basuki Tetapkan Batasan Harga Jual Rumah Subsidi Tahun 2023-2024
Pither berharap bahwa setelah selesai dibangun dan dihuni, Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku dapat mengalokasikan anggaran operasional untuk pemeliharaan dan perawatan. Dia juga menekankan pentingnya membentuk pengelolaan Rusun yang profesional agar fasilitas ini dapat digunakan dengan optimal dalam jangka waktu yang lebih panjang. Para siswa yang akan tinggal di Rusun diharapkan akan merawat bangunan serta fasilitasnya dengan baik, mengingat dana pembangunan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang merupakan kepercayaan dari masyarakat untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya.
(RRY)