Kabar mengenai bergabungnya Partai Golkar dan PAN tentunya menjadi bumbu baru dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti. Setelah awalnya diisukan untuk bergabung mendukung bacapres Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu yang lalu. Kini Golkar dan PAN pun mantap untuk memberikan dukungan mereka kepada sosok Prabowo untuk mengarungi Pilpres 2024 nanti.
Dedi Kurnia Syah selaku Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion pun mengatakan bahwa langkah yang diambil partai Golkar dan PAN bukanlah opsi terbaik. Menurutnya, Golkar dan PAN memiliki dua opsi yaitu antara membubarkan diri dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau mengusung calonnya sendiri dari internal partai.
BACA JUGA: KPK Sebut Buronan Korupsi E-KTP Paulus Tanos Ganti Nama dan Paspor di Afrika Selatan
Menurut Dedi, sebenarnya baik Golkar maupun PAN sudah lolos presidential threshold, terlebih keduanya pun memiliki dua tokoh nasional yang cukup dikenal seperti Airlangga Hartanto dan Zulkifli Hasan. Karena, tren politik akhir-akhir ini adalah mengusung atau memiliki kandidatnya sendiri. Dan tentunya, dengan dua nama tokoh tersebut, menurut Dedi baik Golkar maupun PAN memiliki kesempatan untuk meraih perolehan suara.
Namun, menurut Dedi masuknya Golkar dan PAN ke Partai Gerindra pada dasarnya merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, pada dasarnya masuknya dua partai tersebut ke KIB pun tidak lepas dari pengaruh Presiden Jokowi.
Dedi berasumsi bahwa apa yang dilakukan oleh Golkar dan PAN sudah sejalan dengan kemauan presiden. Hal ini dapat dilihat dari presiden yang menurutnya condong mendukung Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar Pranowo. Selain itu, Golkar pun di posisi dimana mereka tidak mampu untuk mendeklarasikan diri mereka sendiri.
Selain itu, Dedi pun mengatakan dengan adanya dukungan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto, hal tersebut akan menggoyahkan status Ganjar Pranowo sebagai bacapres dari PDIP.
(RRY)