Pemerintah Israel resmi serukan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas, setelah diserang melalui jalur darat, udara, dan laut pada Sabtu (07/10/2023) lalu.
Deklarasi perang Israel atas Hamas disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang bersumpah akan melakukan pembalasan dan menyebut negaranya akan melakukan ‘balas dendam’ dan bersiap untuk melakukan ‘perang yang panjang dan sulit’.
Dari adanya deklarasi perang ini, operasi militer langsung dikerahkan oleh Pemerintah Israel di Gaza. Berbagai alat perang mulai dari tank, dan kendaraan pengangkut personel dikerahkan ke perbatasan Israel-Gaza.
Hingga hari Minggu (8/10), sekitar 700 orang di Israel telah kehilangan nyawa dan lebih dari 2.000 orang mengalami luka-luka akibat serangan yang dilakukan oleh Hamas. Di sisi lain, di wilayah Gaza, lebih dari 400 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh Israel di wilayah yang padat penduduk.
Yang Pertama Sejak 1973
Pernyataan perang yang dideklarasikan oleh Israel, yang disetujui oleh kabinet hanya beberapa jam setelah serangan oleh Hamas pada Sabtu (7/10), adalah yang pertama kalinya dalam 50 tahun, sejak Perang Yom Kippur tahun 1973. Perang Yom Kippur tersebut terjadi antara Israel dan negara-negara Arab yang dipimpin oleh Suriah dan Mesir.
Menurut Al Jazeera, Perang Yom Kippur atau yang juga dikenal sebagai Perang Arab-Israel tahun 1973 dimulai dengan serangan dua arah terhadap Israel oleh Suriah dan Mesir. Pada saat itu, Mesir melancarkan serangan dari selatan dengan tujuan merebut kembali Semenanjung Sinai, sementara Suriah menyerang dari utara dengan tujuan merebut kembali Dataran Tinggi Golan.
BACA JUGA: Sampai Kapan Perang ‘Cebong Vs Kampret’ Berlangsung?
Dampak Deklarasi Perang Israel
Deklarasi perang oleh Israel terhadap Hamas memberikan izin kepada militer Tel Aviv untuk mengambil langkah-langkah militer yang signifikan sebagai balasan terhadap serangan oleh Hamas. Dalam 24 jam setelah serangan oleh Hamas, tank dan kendaraan pengangkut personel Israel dikerahkan ke perbatasan antara Israel dan Gaza.
Perdana Menteri Netanyahu juga telah memberi peringatan kepada penduduk Gaza untuk segera meninggalkan wilayah tersebut, sambil berjanji untuk melakukan “balas dendam yang besar.” Netanyahu menyatakan bahwa “tahap pertama” dari pembalasan Israel telah selesai dengan menghancurkan sejumlah besar pasukan musuh yang menembus wilayah Israel. Ia juga mengumumkan bahwa langkah ofensif akan menyusul.
Pemerintah Israel juga telah memutuskan untuk menghentikan pasokan listrik, barang, dan bahan bakar ke Gaza. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan telah meluncurkan serangan terhadap lebih dari 400 sasaran di wilayah Gaza, termasuk 10 menara yang diyakini digunakan oleh Hamas dan beberapa pasukan teroris di sekitar Jalur Gaza.
Juru bicara IDF, Hecht, mengklaim bahwa pasukan Israel telah berhasil mengatasi sebagian besar pertempuran yang signifikan di pemukiman Otef, sementara operasi di wilayah lain masih berlangsung. Tujuan IDF dalam 12 jam berikutnya adalah untuk mengakhiri situasi di wilayah Gaza dan menyingkirkan semua teroris dari wilayah mereka.(*/)
(RRY)