PT Pertamina (Persero) telah mengusulkan untuk menghapus Bahan Bakar Mesin (BBM) jenis Pertalite mulai tahun depan dan akan diganti dengan Pertamax Green 92 yang mana dianggap lebih ramah lingkungan.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati telah mengusulkan subsidi untuk Pertalite bisa dialihkan ke Pertamax Green 92. Penghapusan Pertalite ini sejalan dengan aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di mana ada sebuah Produk BBM yang bisa dijual di Indonesia minimal RON 91.
“BBM subsidi telah di naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan KLHK oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” Kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VLL DPR RI, Rabu (30/8/2023).
Awal Pertalite Diluncurkan
Pertalite sebelumnya diluncurkan pada tahun 2015. Kabar mengenai peluncuran Pertalite ini sudah terdengar sejak bulan April tahun 2015. Ahmad Bambang yang pada saat itu merupakan Direktur Pemasaran Pertamina, mengumumkan peluncuran Pertalite yang rencananya akan diluncurkan pada bulan Mei 2015.
Hal ini disampaikan dalam paparan rencana peluncuran produk baru, pada saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada 22 April 2015.
Namun, Pertamina kemudian membatalkan penjualan Pertalite pada Mei 2015. Pembatalan ini terkait dengan sikap pemerintah soal harga Pertalite yang lebih mahal dari Premium. Menteri BUMN kala itu, Rini Soemarno mengatakan bahwa, dirinya bersama Menteri ESDM telah sepakat agar Pertamina tidak boleh berhenti menjual atau memproduksi bensin Premium bila harga Pertalite masih di atas Premium.
“Silahkan perkenalkan Pertalite, tapi kalau Pertalite lebih mahal maka Premium harus tetap tersedia,” kata Rini saat berbincang di Kementerian BUMN, Jakarta Pada 7 Mei 2015.
Pada akhirnya, Pertalite resmi diluncurkan pertama kali pada 24 juli 2015, di SPBU 31.1.02.02 Abdul Muis, Jakarta Pusat.
Pertalite sengaja dibuat untuk masyarakat Indonesia agar mendapatkan bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik dari bahan bakar subsidi seperti Premium.
BACA JUGA: Pertamina Tegaskan Hapus BBM Premium Pada 2023
Namun, dengan harga yang lebih terjangkau dan mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia akan bahan bakar bersubsidi. Demikian, Pertalite sendiri hanya bisa disarankan untuk kendaraan yang kompresinya di bawah 10:1. Sedangkan untuk mesin yang kendaraannya modern pada saat ini biasanya sudah berkompresi tinggi.
Wacana Pengganti Pertalite:
Menurut Nicke, setelah suksesnya dalam merilis Pertamax Green 95 awal bulan lalu, saat ini pihaknya tengah dalam proses untuk meluncurkan Pertamax Green 92 sebagai pengganti Pertalite.
Pertamax Green 92 merupakan campuran antara RON 90 Pertalite dengan 7 persen bioetanol (E7). Langkah tersebut sejalan dengan komitmen Pertamina mendukung pemerintah untuk menurunkan emisi dari bensin.
“Jadi, ada 2 green gasoline, green energy, low carbon yang jadi produk baru di Pertamina,” kata Nicke.
Dengan meluncurkan energi hijau ini, Nicke mengatakan energi hijau ini tak hanya bisa menurunkan emisi karbon, tetapi juga bisa mengurangi anggaran untuk impor gas.
(LZ)